Oleh; R.Yulia
Dimuat Hr. Global, Mei 2011
Lorong-lorong panjang. Peluh yang mengucur bak air pancuran. Langkah-langkah yang saling beradu cepat. Debur jantung. Detak detik yang memekakkan telinga. Dan..., DHUAAR!! Letusan.
Letusan…letusan itu! Sepasang mata Ayin yang sejak tadi bergerak liar dalam katupannya, sontak membelalak. Degup jantungnya menggedor keras rongga dada, berontak tak sabaran seakan ingin mencelat dari tempatnya. Membebaskan diri dari cengkraman ketakutan yang panjang, yang mencekiknya lewat jari-jari berkuku tajam tak terlihat. Ayin mengerjap-ngerjapkan mata, mencoba mengatur nafasnya yang tersengal. Dalam keremangan, Ayin menangkap keganjilan itu. Mimpi-mimpi yang menggerus ketakwarasan. Ya, ia mulai merasa sedikit tak waras sejak seminggu belakangan. Tepatnya sejak ibu berhasil membujuknya untuk tidur terpisah di kamar depan.